Sabtu, 10 September 2011

rambak sapi

Kulit sapi sebelum diproses, terdapat lemak yang menempel dalam kulit. Lemak tersebut, lebih dahulu diambil dengan cara dipotong menggunakan pisau. Setelah kulit bersih dari lemak, baru diproses untuk pembuatan bahan kulit.

Sedangkan potongan lemak yang tidak terpakai, dimanfaatkan untuk pembuatan krupuk kulit dan rambak. "Limbah kulit sapi, kami olah menjadi bahan krupuk, sehingga bisa menghasilkan," katanya.

Untuk memperoleh limbah kulit, lanjutnya, cukup mudah, karena warga Desa Glagah, sebagian besar berprofesi sebagai jagal (penjual daging), baik daging sapi maupun kambing, sehingga bahan baku rambak sangat melimpah. Hanya saja, kendala pembuatan krupuk rambak ini, masih tergantung sinar matahari.

Direndam air gamping
Proses pembuatan krupuk kulit maupun rambak, cukup mudah. Limbah kulit sapi yang tidak terpakai, lebih dahulu direndam dalam bak air yang diberi gamping selama dua hari. Setelah limbah kulit merekah dan tidak bau, baru dijemur di bawah terik matahari dalam waktu lama.

Limbah kulit yang dibeli seharga Rp 20.000 - Rp 25.000/kg itu, kemudian diproses menjadi krupuk kulit dan rambak sayuran setelah proses pengeringan. Untuk krupuk kulit, bahannya potongan kecil- kecil, kemudian diberi bumbu dan digoreng menggunakan minyak goreng.

Sedangkan pembuatan krupuk rambak, limbah kulit yang sudah kering dipotong sesuai ukuran, kemudian digoreng menggunakan pasir yang sudah dibersihkan dari campuran debu. "Digoreng pakai pasir, selain menghemat biaya, hasilnya lebih bagus karena bisa tahan lama," katanya.

Harga krupuk kulit dan rambak, dijual Rp 50.000 - Rp 55.000/kg. Setiap hari, krupuk kulit dan rambak diambil pedagang yang datang dari dalam dan luar Magelang, kemudian didistribusikan ke Magelang maupun ke luar daerah, seperti Yogyakarta, Purworejo, Temanggung, Wonosobo bahkan Semarang

Semoga Bermanfaat ^_*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar